Powered By Blogger

Rabu, 09 Oktober 2013

TUGAS PRESENTASI P. KARAKTER


Kelompok
Ganis hafizs   : 04113027
Trijanuar       : 04113035
M rizky rr      : 04113059
Redo c             :










Pendahuluan
Dibalik rasa ingin tau mengenai politik di tanah air kami membuat makalah yaitu tentang harry tanoesudibjo meskipun keliatanya dia bukan warga asli indonesia tapi kami yakin dia bisa membawa tanah air indonesia maju seperti halnya gubernur dan wakil gubernur jakarta bapak jokowi dan ahok seperti halnya seorang rakyat biasa dia bisa berkembang sampai dia mempunyai sebuah tv swasta dengan kegigihan dan pengalaman beliau saya yakin dia bisa memimpin negeri ini dan kali ini dia diberi kesempatan dengan menjadi calon wakil presiden dengan pasangan dari partai HANURA saya ucapkan terimakasih pada teman sehingga buku kecil ini dapat selesai pada waktunya dan bisa diserahkan....













Daftar isi

Profil                    : hal 1
Latar belakang   : hal 2
Karir bisnis         : hal 3
Karir politik : hal 4
Kegiatan sosial   : hal 5
Kontroversi                : hal 6
Kesimpulan : hal 7


Hary Tanoesoedibjo
Hary Tanoesoedibjo
Hary Tanoesoedibjo
Hary Tanoesoedibjo dan istri
Lahir
Kebangsaan
Carleton University
Ottawa University
[1]
Tempat kerja
Dikenal karena
Partai politik
Partai NasDem.svgNasdem (2011-13)
HANURA.jpgHanura (sejak 2013)
Agama
Pasangan
Anak
- Angela Herliani T
- Valencia Herliani T
- Jessica Herliani T
- Clarissa Herliani T
- Warren Haryputra T
[3]
Bambang Hary Iswanto Tanoesoedibjo (lahir di Surabaya, 26 September 1965; umur 48 tahun),[1] juga dikenal dengan panggilan Hary Tanoesoedibjo atau Hary Tanoe,[3] adalah seorang pengusaha dan politikus Indonesia. Saat ini Hary memegang beberapa jabatan strategis di berbagai perusahaan terkemuka di Indonesia, dan juga Calon Wakil Presiden dari Partai Hanura.



Latar-belakang
Hary Tanoesoedibjo lahir dan dibesarkan di Surabaya.[4] Ia adalah anak dari Ahmad Tanoesoedibjo, seorang pengusaha.[5] Hary adalah bungsu dari tiga bersaudara, kedua kakaknya bernama Hartono Tanoesoedibjo dan Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo.[4]
Seusai menamatkan pendidikan menengahnya di SMAK St. Louis Surabaya,[6] Hary meneruskan pendidikannya untuk mencapai gelar Bachelor of Commerce (Honours) dari Carleton University, Ottawa, Kanada (1988); serta Master of Business Administration dari Ottawa University, Ottawa, Kanada (1989).[1][3]
Hary menikah dengan Liliana Tanaja, dan memiliki lima orang anak yaitu Angela Herliani Tanoesoedibjo, Valencia Herliani Tanoesoedibjo, Jessica Herliani Tanoesoedibjo, Clarissa Herliani Tanoesoedibjo, dan Warren Haryputra Tanoesoedibjo.[3][4]











Karir bisnis
Hary Tanoesoedibjo adalah pendiri, pemegang saham, dan Presiden Eksekutif Grup PT. Bhakti Investama Tbk sejak tahun 1989. Bhakti Investama bergerak dalam bisnis manajemen investasi, yang membeli kepemilikan berbagai perusahaan, membenahinya, dan kemudian menjualnya kembali. Perusahaan tersebut terdaftar dalam bursa efek sebagai perusahaan terbuka, dan seiring dengan waktu berkembang semakin besar.[7]
Di masa krisis ekonomi Indonesia pasca tumbangnya Orde Baru, Hary melalui perusahaannya banyak melakukan merger dan akuisisi. Pada tahun 2000, Bhakti Investama mengambil alih sebagian saham PT Bimantara Citra Tbk, dan kemudian diubah namanya menjadi PT. Global Mediacom Tbk ketika mayoritas saham sudah dimilikinya.
Sejak pengambil-alihan tersebut, Hary terjun dalam bisnis media penyiaran dan telekomunikasi. Hary kemudian menjadi Presiden Direktur Global Mediacom sejak tahun 2002, setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris perusahaan tersebut. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT. Media Nusantara Citra Tbk. (MNC) dan PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) sejak tahun 2003, serta sebagai Komisaris PT. Mobile-8 Telecom Tbk., Indovision dan perusahaan-perusahaan lainnya di bawah bendera grup perusahaan Global Mediacom dan Bhakti Investama. Selain tiga stasiun TV swasta, yaitu RCTI, MNCTV, dan Global TV, grup medianya juga mencakup stasiun radio Trijaya FM dan media cetak Harian Seputar Indonesia, majalah ekonomi dan bisnis Trust, tabloid remaja Genie.[8]
Pada tahun 2011, Majalah Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia, dan Hary menduduki peringkat ke-22 dengan total nilai kekayaan sebesar US$ 1,19 miliar.[3][9]








Karier politik
Kabar bahwa Hary Tanoesoedibjo masuk ke dunia politik mulai terdengar sejak awal bulan Oktober 2011[10], yang kemudian terkonfirmasi ketika ia secara resmi bergabung dengan Partai NasDem pada tanggal 9 Oktober 2011.[11] Pada bulan November 2011, Hary muncul pada acara Rapat Pimpinan Nasional Partai NasDem yang pertama.[12] Di partai tersebut, Hary menduduki posisi sebagai Ketua Dewan Pakar dan juga Wakil Ketua Majelis Nasional. Sejak ia berkiprah melalui Partai NasDem, Hary mendengung-dengungkan semboyan Gerakan Perubahan, suatu gerakan yang dimotori oleh kelompok angkatan muda Indonesia.[13]. Menurutnya, di dalam Partai NasDem 70% kadernya terdiri dari generasi muda.
Pada tanggal 21 Januari 2013, Hary Tanoesoedibjo mengumumkan bahwa ia resmi mengundurkan diri dari Partai NasDem karena adanya perbedaan pendapat dan pandangan mengenai struktur kepengurusan partai.[14][15] Hary menyebutkan alasan bahwa "politik itu adalah idealisme",[16] dan dirinya merasa sedih dan sangat berat meninggalkan Partai NasDem yang telah tiga bulan ia besarkan;[17] apalagi Partai NasDem telah berhasil lolos verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan resmi menjadi partai politik peserta Pemilu 2014 dengan Nomor Urutan 1.[18]
Setelah keluar dari Partai Nasdem, Hary Tanoesoedibjo resmi bergabung dengan Partai Hanura pada tanggal 17 Februari 2013. Hal ini disampaikan di kantor DPP Partai Hanura di Jl. Tanjung Karang, Jakarta, dan langsung menduduki posisi Ketua Dewan Pertimbangan.[19] Ia selanjutnya menjabat Ketua Bapilu[20] dan Calon Wakil Presiden dari Hanura berpasangan dengan Wiranto.[21]








Kegiatan sosial
Hary Tanoesoedibjo pernah berkecimpung dalam Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat peride 2003-2007, dengan jabatan Bendahara.[22] Selain itu, ia kerap diundang sebagai pembicara seminar atau dosen tamu di berbagai perguruan tinggi.[3][23][24][25]
















Kontroversi
Pada bulan Juni 2012, Hary Tanoesoedibjo diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sehubungan dengan kasus korupsi Tommy Hindratno, pejabat pajak di Kantor Pajak Sidoarjo, dan James Gunarjo, yang diyakini terhubung dengan PT. Bhakti Investama Tbk., perusahaan milik Hary Tanoesoedibjo.[3][26] Tommy diduga bertindak sebagai perantara untuk memastikan penggantian sebesar Rp 3,4 miliar dalam bentuk restitusi pajak.[27] KPK menggerebek kantor Bhakti Investama di Menara MNC di Jakarta Pusat dan PT. Agis yang terletak di gedung yang sama.[27] Bhakti Investama pernah memiliki saham di PT. Agis sampai tahun 2006, namun Hary menyangkal keterlibatan dirinya maupun Bhakti Investama dalam kasus tersebut.[3][27]


















Kesimpulan
bahwa aspirasinya layak di pertimbangkan walaupun dia bukan asli indonesia di samping itu dia mempunyai wawasan dan dana yang memadai untuk membangun indonesia walaupun dia pernah tersandung oleh kpk




















penutup
Sekian  presentasi dari kami semoga dapat bermanfaat untuk anda semua kalau ada kata-kata yang tidak berkenan kami mengucapkan maaf ,terimakasih atas perhatiannya asalamualaikum waroh matulohi wabaroh katuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar